Sunday 7 July 2013

CARA MEMILIH KENARI MERAH YANG BENAR

Burung kenari memang memiliki banyak ragam warna bulunya. Hal ini terkadang menjadi salah satu pertimbangan harga burung kenari. Nah saat ini warna burung yang banyak dicari dipasaran adalah warna merah. Burung kenari warna merah yang dikenal dengan jenis Red Intensive atau  Red Factor ini saai melambung harganya. Hal ini membuat pedagang yang “nakal” berusaha mengelabuhi para calon pembeli dengan kenari merah yang palsu yaitu hasil sulapan. Hati-hati jika hendak membeli kenari dengan warna merah. Berikut beberapa tips yang dapat anda jadikan pertimbangan ketika membeli burung kenari merah.
1. Hati-hati dengan warna merah pada bulu kenari yang mencolok. Biasanya kenari merah memiliki warna yang tidak tajam. Yaitu masih terdapat warna bulu putih yang halus pada bulu bagian dalam. 
2. Pada kenari merah yang palsu biasanya merahnya sangat mencolok dan tidak kelihatan alami. Hal ini biasanya ditandai dengan kulit pada bagian bawah bulu juga ikut merah.
3. Kenari merah yang asli pasti memiliki ring yang bernomor seri tertentu di kaki kanan ataupun kiri.

Berikut cara pedagang memalsukan kenari merah :
Dengan melakukan pencelupan bulu burung pada pewarna merah sehingga bulu-bulu burung tersebut akan kelihatan merah mengagumkan. Burung seperti ini mudah untuk di teliti kepalsuannya, yaitu dengan memparhatikan pada tangkai bulu (calamus)atau pada tungkai, bahkan merahnya sampai terlalu tajam sampai-sampai kaki dan kukunya pun ikut merah, maka dapat dipastikan warna merah pada kenari tersebut karena proses pencelupan atau dimandikan dengan air berwarna merah.
Selain cara di atas biasanya pedagang nakal juga memakai zat kimia seperti pemberian obat pewarna seperti bogena, pigment atau zat pewarna lainnya dicampurkan pada makanan atau pada tepung roti telur, kemudian diberikan pada anak-anak burung atau burung yang menjelang mabung(masa perontokan/ganti bulu). 
Untuk pemalsuan cara yang kedua ini akan sukar mengenalinya. Namun yakinlah burung-burung seperti itu jangankan mampu menurunkan anak-anak merah secara genetik, bahkan warna merah pada bulunya sendiri tidak akan kekal dan tidak akan mampu dipertahankan, karena sifat burung kenari secara alamiah ada masa-masa mabung secara periodik antara 6 - 7 bulan sekali, sehingga keaslian bulu pada kenari akan jelas nampak pada masa mabung, dan bulu kenari akan kembali pada bulu aslinya. Oleh karena itu pewarnaan dengan cara-cara diatas hendaknya dihindari dan harus ditinggalkan, karena bagaimanapun dengan perjalanan waktu, burung kenari merah hasil celupan dan chemis pasti akan diketahui warna aslinya, dan sudah barang tentu ini akan mengecewakan pihak lain terutama pembeli yang merasa tertipu. Dan dampak yang paling buruk justru akan terkena pada peternak kenari merah itu sendiri.
 
 








Kenari Merah – Saat ini induk kenari merah asli sulit ditemui di pasaran. .:[Close][Klik 2x]:. Berbeda dengan kondisi sekitar 7 tahun lalu saat pertama kali muncul di tanah air. Kenari merah asli gampang dijumpai meski harganya tinggi, Rp5-juta-Rp6-juta per ekor,’ ujar Yafri Eko Darmojo, peternak kenari merah di Cimahi. Kenari lain berkisar Rp50.000 per ekor. Kenari merah menjadi populer karena keindahan warnanya. Lantaran banyak dicari hobiis, banyak peternak memilih cara instan dan murah untuk mencetak sosok kenari merah: memakai pigmen sintetis. Sebab itu kenari merah asli menjadi langka karena tergusur jenis palsu. ‘Banyak hobiis ragu membeli: apakah yang dijual itu kenari merah asli atau palsu?’ ujar Ahmad yang pernah kecele membeli kenari palsu. Sejatinya kenari merah asli merupakan hibrid. Tetua kenari yang disebut red factor karena berwarna jingga kemerahan itu adalah betina kenari kuning Serinus canaria dan jantan finch red siskin Carduellis cucullata asal Venezuela. ‘Red siskin dipakai untuk memasukkan gen warna merah yang selama ini tidak dimiliki kenari,’ ujar Yafri. Kisah Sukses Peternak Kenari Merah Cimahi - Rumah berkelir merah muda di daerah Cimahi menyisihkan tidak lebih dari 80 meter persegi yang ada di lantai dua untuk berternak kenari, suasana riuh mulai terasa apabila kita menginjakkan kaki di tangga menuju ke lantai dua bangunan rumah sdr. Wiga. Kicau burung kenari merah menyergap saat pintu dibuka.Ratusan indukan dan anakan kenari merah berkelir oranye bertengger di sangkar-sangkar yang tersusun rapih. Berkicau tiada henti. Rumah kenari adalah salah satu tempat rujukan para penghobi kenari merah jenis Red Identik (RI). Spesies yang masih jarang di pasar burung Indonesia. “Banyaknya kenari merah import, tapi 70 persen palsu,” kata Wiga M. Anugerah pemilik Rumah Kenari. Bisnis ini sendiri sebetulnya berawal hobi Wiga dan suaminya. Pengalaman tertipu setelah menggelontorkan ratusan juta saat membeli kenari merah import membuat mereka berdua mengembangkan sendiri burung asal Pulau Kanari, Samudera Atlantik ini. “Kami memulai usaha ini sejak tahun 2003,” kata Wiga. Perlahan tapi pasti, selama hampir 9 tahun Wiga berusaha menyilang kenari merah agar menghasilkan induk asli. “Dulu banyak yang palsu, jadi harus menyilang sendiri. Sekarang indukan yang ada ini sudah hasil silang sendiri,” tutur ibu satu orang anak ini. Saat ini Rumah Kenari memiliki 72 pasang indukan dan 200 ekor anakan. “Kalau sudah jadi biasanya langsung terjual terus,” katanya. Karenanya anakan kenari merah yang dikembangkan asli Rumah Kenari jadi rujukan para penghobi. “Pembeli datang dari seluruh Indonesia,” katanya. Dalam sebulan, Rumah Kenari bisa menghasilkan 60-80 anakan berusia 1,5 bulan. “Kalau indukan tidak kita jual,” katanya. Anakan kenari merah ini dibandrol dengan harga yang bervariasi.dari 750 ribu sampai tiga juta rupiah. Saking tingginya animo pembeli, Wiga mesti menerapkan sistem indent untuk para pembeli. “Dulu baru sebulan sudah habis,” cetusnya. - #KabarCimahi - http://kabar.cimahicybercity.com/2013/02/kisah-peternak-kenari-merah-cimahi.html

No comments:

Post a Comment