Thursday 28 April 2016

Tips memilih bakalan murai medan atau murai batu

Murai batu bakalan yang berasal dari tangkapan hutan, memang harganya relatif murah dibanding murai batu muda (anakan) hasil dari peternakkan. Sebab murai batu bakalan ini belum makan voer dan biasanya masih giras (tidak jinak).

Namun berhati-hatilah Anda jika ingin membeli murai batu bakalan ini. Karena meskipun harganya murah, tapi bisa jadi bukannya untung malah buntung, karena murai batu yang dibeli tidak berkualitas  bagus, atau bahkan tidak mau bunyi atau bersuara.

Begitupun berhati-hatilah Anda dalam merawat murai batu bakalan ini. Banyak orang menyarankan untuk sering dimandikan (dengan cara disemprot/sprey), namun jika berlebihan, burung bisa jadi stress, akibatnya tidak mau makan, dan bisa berujung kematian.

Lalu bagaimana cara memilih bakalan murai batu yang baik? Anda bisa perhatikan cirri-cirinya dengan cara berikut ini .

1. Mata

Hindari burung yang pada matanya sudah kelihatan tanda adanya katarak. Katarak adalah penyakit mata berupa selaput berwarna putih pada bola mata. Jika murai batu sudah katarak, resikonya terhdap kebutaan cukup tinggi. Selain itu penyakit ini juga menurun pada keturunannya.

2. Kaki.

Usahakan cari kaki murai batu yang berwarna hitam. Warna hitam pada kaki burung murai batu diyakini terkait dengan mental burung ketika bertanding. Selain itu harga muraibatu yang memiliki kaki berwarna hitam cukup disukai oleh penggemar kicaumania.

Perhatikan pula kuku kaki bagian belakang (kelingking), jika warna kedua kuku ini tidak sama, berdasar kepercayaan terkait dengan mental yang kurang stabil terutama saat bertanding.

3. Ekor.

Murai batu merupakan burung berekor panjang. Ciri ekor burung yang bagus jika ekornya rapat dan tidak terlalu tebal. Ekor yang rapat dan cukup ketebalannya lebih enak dan cantik ketika dipandang. Prilaku burung murai cenderung menggerakkan ekornya pada saat berbunyi.

Hindari murai batu dengan ekor bercabang atau seperti gunting. Murai seperti ini menunjukkan kesehatan burung kurang bagus, karena pertumbuhan bulu ekor tidak sempuran. Hindari juga murai batu yang tidak memiliki ekor. Karena jika membeli murai batu yang tidak berekor, maka kita tidak akan tahu apakah murai batu tersebut memiliki bentuk ekor yang bagus atau tidak.

3. Bulu Dada.

Bulu dada pada murai batu biasanya berwarna coklat. Tetapi jika didapati warna bulu dada yang cenderung kekuningan, maka warna tersebut adalah warna spesial, karena cukup jarang murai batu yang memiliki bulu dada berwarna kekuningan dan biasanya murai batu istimewa ini lebih cepat jadi dan berbunyi.

4. Usia

Menaksir umur burung dari pengamatan pada kaki merupakan kesalahan. Lebih tepatnya dengan cara membuka paruh burung murai batu dan perhatikan rongga mulutnya. Jika rongga mulut masih berwarna putih atau sedikit cerah maka burung tersebut masih muda.  Namun jika sudah berwarna hitam, artinya umurnya sudah tua.

Semakin pekat warna hitam pada rongga mulut semakin tua usianya. Bakalan yang masih muda juga memiliki tanda berupa bulu yang masih berbintik coklat dibagian sayap luar maupun dalam.

5. Tingkah.

Jika murai batu hasil tangkapan alam menjerit kencang dan berusaha mematuk-matuk tangan kita pada saat kita pegang. Artinya burung ini memiliki mental berani. Ciri seperti ini biasanya akan menghasilkan burung yang memiliki mental fighter cukup tangguh dan bagus untuk burung lomba.

Berikut cirri-ciri fisik murai batu yang bagus:

Bentuk kepala ceper
Tubuh panjang setara
Ekor tidak terlalu panjang
Paruhnya sedang.
Kretekan keras dan padat
Pilih patuk yang agak lurus
Leher besar dan panjang
Garis hitam di dada agak ke atas ,cari yang rata dengan sayap
Ekor melengkung mulai pangkal

No comments:

Post a Comment